Periode Kedua Jokowi, SMRC: Pemberantasan Korupsi Sangat Buruk

RAKYAT.CO – Memasuki periode kedua masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Potret masyarakat menilai kinerja pemberantasan korupsi belum maksimal.

Survei yang dilakukan Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), menyebut mayoritas responden menilai pemberantasan korupsi dalam dua tahun kepemimpinan Jokowi di periode kedua terus memburuk.

Hanya 24,9 persen saja warga yang menilai pemberantasan korupsi di dua tahun pemerintahan Jokowi periode kedua ini berjalan baik.

“Ada 48,2 persen mengatakan bahwa kondisi pemberantasan korupsi ini buruk atau sangat buruk,” ujar Direktur Eksekutif SMRC Sirojuddin Abbas, dalam konferensi persnya, Selasa (19/10/2021).

Dalam survei tersebut diungkapkan sebanyak 49,1 persen responden menilai korupsi makin banyak di dua tahun pemerintanan Jokowi periode kedua ini.

“Sebanyak 17,1 persen responden yang merasa korupsi semakin sedikit dan 27,8 persen menilai sama saja,” katanya.

Masih ada responden menilai pemberantasan korupsi banyak dalam dua tahun terakhir. Pada April 2019, jumlah responden yang menyebut pemberantasan korupsi di Indonesia buruk, ada sebanyak 47,6 persen.

“September 2021 hanya sekitar 24,9 persen warga yang menilai kondisi pemberantasan korupsi baik atau sangat baik, yang menilai buruk 48,2 persen,” ungkapnya.

Terdapat penilaian positif atas kondisi pemberantasan korupsi ini menurun dibanding pada 2019 dari 24,5 persen pada April 2019 menjadi 17,1 persen pada September 2021.

Survei SMRC dilakukan 15-21 September 2021 dengan populasi survei ini seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum dan berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah saat survei dilakukan.

Adapun pemilihan sampel dilakukan secara acak atau multistage random sampling yang melibatkan 1.220 responden. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka.

Dengan margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.[/1]