Kacaukan Penjara di New Mexico AS Akibat Serangan Ransomware

Aksi peretas

RAKYAT.CO – Serangan siber ransomware di negara bagian New Mexico, Amerika Serikat (AS) telah mengacaukan layanan masyarakat, termasuk penjara lokal di Albuquerque yang terkunci usai kehilangan akses ke kamera pengawas, basis data, dan pintu otomatis.

Serangan tersebut terjadi pada 5 Januari di Bernalillo yang mengakibatkan narapidana di Pusat Penahanan Metropolitan (MDC) di kota terbesar negara bagian itu terkurung di sel mereka.

Selain itu, dampak serangan mempengaruhi layanan telepon dan internet di penjara, membuat staf tidak dapat memeriksa catatan tahanan. Juga, menghapus – dan mungkin merusak – database penjara yang vital, termasuk database pelacakan insiden, yang mencatat semua laporan kekerasan di fasilitas tersebut seperti perkelahian, penggunaan kekuatan, dan tuduhan penyerangan seksual.

Termasuk pemberitahuan pengadilan darurat, jaksa daerah mencatat sistem pintu otomatis tidak dapat digunakan yang berarti staf harus menggunakan kunci untuk membuka pintu fasilitas secara manual.

Jaksa Taylor Rahn mengungkapkan bahwa tidak ada akses ke kamera di dalam fasilitas sejak malam serangan itu. Akses pengunjung ke pusat penahanan ditangguhkan ketika penjara dikunci, menurut laporan surat kabar Albuquerque Journal tentang gangguan layanan yang lebih luas di gedung-gedung pemerintah di seluruh wilayah terpadat di New Mexico yang membuat banyak kantor tutup.

Melalui sebuah pernyataan pada hari Senin, pemerintah wilayah memberi tahu publik layanan masih terbatas, meminta orang untuk memahami beratnya masalah ransomware tersebut.

Salah satunya dalam sistem yang terpengaruh adalah sistem di Pengadilan Pengesahan, yang tidak dapat mencatat kasus baru sementara pengambilan dan pembebasan operasional narapidana berlanjut di MDC seperti dilansir dari Russia Today, Kamis (13/1/2022).

Penguncian tampaknya memicu masalah hukum karena daerah itu berisiko berpotensi melanggar penyelesaian gugatan tahun 1995 tentang kondisi sel di penjara-penjaranya, menurut The Verge.

Di bawah ketentuan kesepakatan itu, narapidana diberikan hak istimewa, termasuk waktu keluar dari sel dan akses reguler ke telepon dan perangkat lain.

Pihak pemerintah daerah mencatat keterbatasan waktu sel dapat berdampak pada kemampuan narapidana untuk mengakses telepon dan tablet.

Kondisi tersebut diperingatkan MDC mungkin tidak dapat mengumpulkan data yang diperlukan oleh penyelesaian tergantung pada lamanya dampak serangan.[/4]

Open chat
1
Butuh bantuan?
Rakyat
Halo! Apa yang bisa kami bantu, Kak?