Dampak Perang Rusia-Ukraina, Singapura Peringatkan Dunia Hadapi Resesi 2 Tahun Mendatang

Senin, 2 Mei 2022

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong

RAKYAT.CO – Singapura harus mempersiapkan diri menghadapi banyak tantangan ekonomi, karena inflasi akan tetap tinggi dan bank sentral memperketat kebijakannya.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong yang memperingatkan, dunia mungkin menghadapi resesi dalam dua tahun ke depan. Perang Rusia-Ukraina mengaburkan prospek pemulihan Singapura pasca-Covid-19, di mana negara itu sangat optimistis pada awal tahun ini.

“Kami sudah merasakan dampak perang terhadap biaya hidup dengan negara ini menghadapi pukulan 5,8 miliar dolar AS setahun karena harga energi yang lebih tinggi,” kata dia, dikutip dari Bloomberg, Ahad (1/5/2022).

Menurut Lee, bergabung dengan daftar pembuat kebijakan global, pelaku pasar, ekonom, dan perusahaan yang terus bertambah yang memperingatkan risiko resesi dengan latar belakang invasi Rusia ke Ukraina dan lockdown Covid-19 di China.

Prediksi Bank sentral Singapura pertumbuhan global akan moderat menjadi 3,9 persen pada 2022 dari 5,4 persen tahun lalu karena inflasi mencapai yang tercepat dalam 14 tahun. “Termasuk, sebelum Ukraina, inflasi sudah menjadi masalah tetapi perang telah memperburuknya,” ujarnya.

Dampak perang menyebabkan krisis energi di seluruh dunia yang mengganggu pasokan makanan. Juga, tekanan global dipimpin oleh konflik Ukraina, kekurangan komoditas, dan lockdown di China.

Dalam kondisi tersebut, Singapura melihat lebih banyak pemicu yang berfokus pada domestik yang telah mendorong langkah-langkah inflasi ke level tertinggi dalam satu dekade.[/4]