Angka Stunting Masih Tinggi, Hj Nurhayati Sosialisasi ke Dapil Garut

Anggota DPR RI Hj Nurhayati melakukan sosialisasi di dapil Garut

RAKYAT.CO – Masih tinggainya angka stunting di Kabupaten Garut menjadi permasalahan serius yang harus diatasi yang melibatkan semua pihak terkait.

Menyikapi kondisi tersebut, Anggota DPR RI Hj Nurhayati dari dapil Garut, Kota Tasik dan Kabupaten Tasik menggelar sosialiasi penurunan stunting di Desa Haruman, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut bersama BKKBN Provinsi Jawa Barat.

“Langkah pertama penting melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum pernikahan bagi calon pengantin. Juga, asupan gizi seperti protein yang tinggi perlu diperhatikan dengan mengkonsumsi daging dari ayam dan sapi maupun ikan, ” ujar Nurhayati di Aula Desa Haruman Kecamatan Leles, Garut, Selasa (21/6/2022).

Program protein bagi ibu hamil dinilai sangat diperlukan seperti mengkonsumsi minimal 200 gram protein setiap hari. Juga, pihaknya menyampaikan berkomitmen menurunkan angka stunting dengan membentuk program OTIVA.

OTIVA adalah program yang menggandeng Universitas Siliwangi Tasikmalaya dan bidang transportasi untuk mendatangi langsung anak-anak stunting.

“Upaya lainnya dengan mendatangi langsung Posyandu maupun ke rumah-rumah untuk memberikan makanan yang bergizi terhadap balita stunting dan hingga kini tingkat keberhasilannya mencapai 97 persen, ” katanya.

Kepala BKKBN Provinsi Jawa Barat, Wahidin menjelaskan, bahwa di Jabar dengan jumlah penduduk 48,27 juta stunting menjadi perhatian khusus dengan jumlah penduduk terbanyak dibanding privinsi lain di Indonesia.

Pihaknya menekankan agar masyarakat yang ingin menikah agar lebih baik usianya mencapai usia ideal, sehingga ketika melahirkan anaknnya tidak mengalami stunting.

“Ibu-ibu dan bapak-bapak ketika anaknya mau menikah harus memperhatikan Undang-Undang perkawinan tahun 2019 untuk usia calon pengantin minimal 19 tahun dan kalu di bawah itu harus ada rekomendasi,” terang Wahidin saat menyampaikan paparan.

BKKBN, kata Wahidin, memberikan peran agar melakukan perubahan perilaku ke arah pencegahan sejalan dengan upaya Kementrian Agama melakukan pendampingan terhadap calon pengantin selama tiga bulan.

“Pendampingan diperkukan untuk memastikan tidak ada stunting lahir baru. Hal ini sesuai dengan visi Jabar tidak ada stunting baru dan memastikan bayi yang baru lahir dengan kondisi sehat, ” pungkas Wahidin.[/5/Noto]

Open chat
1
Butuh bantuan?
Rakyat
Halo! Apa yang bisa kami bantu, Kak?