Menteri Negara ‘Otto Iskandar Dinata’ Jasadnya Tidak Ditemukan

Kamis, 11 Agustus 2022

Otto Iskandar Dinata

RAKYAT.CO – Otto Iskandar Dinata adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia. Wajahnya pernah terpampang pada lembar mata uang rupiah pecahan Rp 20 ribu sejak tahun 2004 hingga 2021.

Ia memiliki julukan nama “Si Jalak Harupat” yang menjadi nama stadion terkemuka di Indonesia dan memiliki peran penting dalam pembentukan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Dari berbagai sumber, Otto Iskandar Dinata lahir di Bojongsoang, Bandung pada 31 Maret 1897. Ia lahir dari keluarga bangsawan hingga membuatnya mendapat pendidikan terbaik.

Setamat pendidikan dasar dia langsung melanjutkan sekolah ke Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Bandung, Kemudian di Kweekschool Onderbouw (Sekolah Guru Bagian Pertama) Bandung yang kemudian dipindahkan ke Hogere Kweekschool (Sekolah Guru Atas) di Purworejo, Jawa Tengah. Pada Juli 1920, Otto kembali ke Bandung usai menyelesaikan pendidikannya.

Di sana ia menjadi guru di Hollandsch Inlandsche School (HIS) dan Perguruan Rakyat, di sisi lain dia juga menjadi Wakil Ketua Budi Utomo (BU) cabang Bandung pada periode 1921-1924.

Julukan ‘Si Jalak Harupat’ didapatnya ketika dia dipindahkan ke Pekalongan untuk menjadi Wakil Ketua BU Cabang Pekalongan di tahun 1924 sekaligus menjadi anggota dewan rakyat, Gemeenteraad (semacam DPRD).

Kritik terang-terangan sering diungkapkan untuk menyetarakan anak pribumi dan Belanda dalam hal pendidikan membuatnya memiliki julukan nama ayam jantan dari pasundan tersebut. Karena itulah dia ditarik ke Batavia demi menyalurkan pemikiran kritisnya.

Selain itu, Otto Iskandar Dinata menjadi bagian dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan turut merancang Undang-Undang Dasar 1945.

Pasca kemerdekaan Indonesia, Otto ditunjuk sebagai Menteri Negara dalam Kabinet Presidensil pertama yang bertugas mempersiapkan terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Ketegasannya kala itu membuat dua kubu yakni bekas PETA dan mantan KNIL mau bersatu dalam BKR. Badan inilah menjadi cikal bakal lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Namun, fitnah tersebar mengenai dirinya yang disebut sebagai mata-mata Belanda membuat prajurit berpakaian serba hitam (Laskar Hitam) menculiknya pada 19 Desember 1945.

Saat itu, Indonesia sedang genting karena terdapat peperangan di beberapa wilayah yang salah satunya terjadi di Karawang dan Bekasi. Dikabarkan Si Jalak Harupat dibunuh dan mayatnya dibuang ke laut dan hingga saat ini jasadnya belum ditemukan.

Pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 20 Desember 1945 sebagai hari meninggalnya Otto Iskandar Dinata, dan melakukan pemakaman simbolik pada 21 Desember 1945.

Kemudian, Otto Iskandar Dinata diangkat sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 088/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973.[/1]