Apa Jadinya Ketika Fenomena Badai Matahari Menerpa Bumi?

Sabtu, 16 Maret 2019
badai matahari
fenomena badai matahari yang menerpa bumi

rakyat.co – Matahari besar bisa mengirim dunia kembali ke zaman kegelapan dan hal itu pernah terjadi dan mungkin bisa terjadi lagi.

Para ilmuwan memperingatkan dalam studi teranyar menyebutkan, bahwa terdapat badai matahari yang luar biasa kuat menyapu Bumi sekitar 2.700 tahun yang lalu.

Pada zaman itu, ketika orang hidup di zaman pra-industri dan pra-teknologi, peristiwa tersebut hanya berdampak kecil atau bahkan tidak berdampak sama sekali pada orang-orang.

Sedangkan bila badai serupa melanda Bumi hari ini, bisa berpotensi menyebabkan pemadaman listrik yang luas serta berpotensi melumpuhkan komunikasi dan merusak navigasi.

“Pernah terjadi badai matahari pada tahun 660 SM, sekitar 10 kali lebih kuat daripada peristiwa yang diketahui dalam 70 tahun terakhir,” ujar ketua penulis studi Raimund Muscheler, dikutip dari USA Today News, Kamis (14/3/2019).

Dalam studi ini disebutkan badai matahari dengan kekuatan serupa akan menjadi ancaman bagi masyarakat modern dalam hal sistem komunikasi dan navigasi, teknologi ruang angkasa, dan operasi pesawat komersial.

Para ilmuwan mempelajari es kuno di Greenland untuk mengungkap petunjuk tentang badai matahari. Melihat inti es yang berasal dari 100.000 tahun yang lalu, para peneliti menemukan isotop radioaktif yang mengindikasikan sebuah badai matahari yang sangat kuat pada 2.700 tahun yang lalu.

“Jika badai matahari itu terjadi hari ini, itu bisa memiliki efek parah pada masyarakat teknologi tinggi kita,” kata Muscheler, yang juga seorang ahli geologi di Universitas Lund, Swedia.

Baru-baru ini, dua contoh badai matahari parah yang menyebabkan pemadaman listrik yang luas terjadi di Quebec, Kanada pada 1989 dan Malmo, Swedia pada 2003.

Badai matahari terbentuk dari partikel berenergi tinggi yang dilepaskan dari matahari oleh ledakan di permukaan bintang. Jenis badai ini adalah bagian dari apa yang dikenal sebagai cuaca luar angkasa, ketika energi yang meledak dari matahari berinteraksi dengan atmosfer Bumi dan medan geomagnetik.

Selain itu, para ilmuwan mengatakan studi ini adalah penemuan ketiga badai matahari besar dalam sejarah. Ini menunjukkan bahwa meskipun badai jarang terjadi, mereka adalah efek alami dari aktivitas matahari.

Studi ini diterbitkan dalam jurnal peer-review Proceedings of National Academy of Sciences.

“Maka kita harus meningkatkan perlindungan masyarakat terhadap badai matahari. Penelitian kami menunjukkan bahwa risiko saat ini diremehkan. Kita harus lebih siap,” kata Muscheler.[*/3]