Azan Salat Jumat Besok Disiarkan Secara Nasional, PM Ardern Imbau Warga Heningkan Cipta

Kamis, 21 Maret 2019
jacinda-adern
jacinda-adern

rakyat.co  – Kumandang azan salat Jumat (22/3/2019) besok, akan disiarkan secara nasional di stasiun televisi dan radio. Juga, warga Selandia Baru diserukan untuk mengheningkan cipta selama dua menit.

Seruan tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern, yang merupakan tepat tujuh hari pasca-serangan teroris di Masjid Al-Noor dan Masjid Linwood di Christchurch.

Akibat dari penembakan brutal di dua masjid yang dilakukan Brenton Harrison Tarrant, 28, pria asal Australia tersebut, 50 jamaah masjid tewas dan puluhan lainnya terluka.

Seruan tersebut disampaikan PM Ardern saat menghadiri pemakaman pertama dari 50 korban tewas penembakan massal, Rabu (20/3/2019). Jenazah para korban dibawa dalam peti mati terbuka ke dalam sebuah tenda besar di Christchurch’s Memorial Park Cemetery.

“Jadi ada keinginan menunjukkan dukungan bagi komunitas Muslim ketika mereka kembali ke masjid pada hari
Jumat,” ungkapnya.

Para korban dari serangan Jumat pekan lalu adalah migran dari Pakistan, India, Malaysia, Indonesia, Turki,
Somalia, Afghanistan dan Bangladesh. Korban termuda adalah bocah tiga tahun yang lahir di Selandia Baru dari
orangtua pengungsi Somalia.

Ada dua korban pertama yang dikubur adalah ayah dan putranya; Khaled dan Hamza Mustafa, asal Suriah.

“Saya tidak bisa memberi tahu Anda betapa sulitnya sebuah keluarga datang ke sini untuk keselamatan dan
mereka seharusnya aman di sini,” ujar PM Ardern, saat mengunjungi kota itu untuk kedua kalinya sejak
pembantaian pekan lalu, seperti dikutip Reuters.

Dengan dibungkus kain putih, jasad-jasad korban dibaringkan untuk menghadap kiblat, dan setelah salat jenazah, dibawa ke kuburan mereka yang baru digali.

“Saat melihat tubuh diturunkan, itu adalah waktu yang sangat emosional bagi saya,” ucap Gulshad Ali, yang telah
melakukan perjalanan dari Auckland untuk menghadiri pemakaman pertama.

Tak pelak ratusan orang berkumpul untuk berkabung. Polisi bersenjata berat berdiri menyaksikan dengan bunga-bunga terselip di sarung revolver mereka dan melekat pada senapan bertenaga tinggi mereka.

Pada Rabu, enam korban dimakamkan dengan lebih banyak lagi akan menyusul selama seminggu ke depan.
[*/2]