RAKYAT.CO – Penguatan harga emas mulai terlihat, walaupun secara umum berbagai sentimen tidak terlalu menguntungkan emas.
Namun, hingga pukul 23.31 WIB, harga emas spot tuur tipis 0,04 persen ke level US$1.848,32 per troy ounce. Untuk emas berjangka naik 0,71 persen ke levelUS$1.848,40 per troy ounce berdasakan data Bloomberg.
Pelemahan emas diprediksi akan terus bertahan selama indeks dolar menguat. Seperti dilansir Kitconews, bahwa pelaku pasar menjagokan doar seiring kenaikan imbal hasil obligasi AS. Yield acuan obligasi AS tenor 10 tahun mencapai 1,103 persen.
Tren bullish harga emas berjangka mulai pudar, sehingga kenaikan harga selama lima minggu telah melandai. Level resistance harga emas diperkirakan berada di US$1.856 kemudian US$1.875. Adapu level support diprediksi US$1.817 kemudian US$1.800.
Harga emas mencetak penurunan terbesar dalam dua bulan terakhir seiring dengan kenaikan mata uang dolar Amerika Serikat. Emas merana saat pasar saham bullish dan imbal hasil obligasi AS menguat.
Ekonom OCBC Howie Lee menggambarkan tren tersebut bagai menuangkan air dingin ke emas saat ini. Terjadi peningkatan ekspektasi inflasi dan imbal hasil lebih tinggi menarik emas ke arah yang berbeda saat ini.
“Emas akan sideways saat ini tapi jika ekspektasi inflasi meningkat, kemungkinan bakal naik lagi di akhir tahun,” terangnya, dikutip dari Bloomberg, Senin (11/1/2021).[/3]