RAKYAT.CO – Dua kota suci umat Islam, yaitu Makkah dan Madinah kerap dianggap sebagai kota bercuaca panas. Dalam beberapa hari terakhir di Madinah, cuaca cukup dingin saat subuh bisa mencapai 8 derajat celcius.
Bahkan, usai fajar atau sekira pukul 09.00 wakta Madinah, suhu mencapai 13-15 derajat celcius. Memang di saat pagi matahari memang bersinar, namun hembusan angin yang menerpa kulit cukup dingin.
Sekira pukul 15.00 waktu Madinah, Rabu (3/2/2021), cuaca menghangat hingga mencapai 30-33 derajat celcius. Disusul suhu itu terus menurun seiring tergilincirnya matahari atau hingga malam.
Penjelasan tersebut disimpulkan bahwa cuaca harian di Madinah pada awal tahun ini, yaitu tidak terlalu panas. Kondisi ini adalah waktu yang cocok bagi warga negara beriklim tropis untuk datang ke Tanah Suci beribadah seperti umrah.
“Kondisi cuaca di sini tidak terlalu panas, cocok bagi Jamaah Indonesia yang tinggal di negara beriklim tropis,” ujar Jajang, jamaah umrah asal Cikarang, Jawa Barat.
Hal senada dilontarkan Suparmi, jamaah umrah asal Bekasi. Baginya cuaca tidak terlalu panas, bahkan anginnya sepoi-sepoi. “Ia angin sepoi-sepoi, enak,” akunya.
Cuaca adalah salah satu hal penting untuk diperhatikan ketika bepergian ke luar negeri, termasuk saat berangkat ibadah umrah ke Tanah Suci, sehingga dengan begitu bisa mempersiapkan pakaian yang dibutuhkan di lokasi tujuan dengan baik.[/4]