RAKYAT.CO – Tujuan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) untuk mengetahui keyakinan dan keterlibatan peserta yang diuji dalam bernegara.
“Memang tak sekedar pemahaman, tetapi keyakinan dan keterlibatan dalam proses bernegara ini,” ujar Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana di Jakarta, Jumat (18/6/2021).
Pada prosesnya, BKN mencari sebuah instrumen yang tepat untuk pelaksanaan TWK termasuk ke Nahdlatul Ulama (NU).
“Iinstrumen dari NU ada, tetapi validitasnya belum dites dan tenaga asesor-nya juga belum standar, ” katanya.
BKN pun berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang sudah mengembangkan TWK, tetapi instrumen belum bisa dipakai. “Pada akhirnya, BKN menemukan instrumen TWK yang dimiliki TNI AD, ” katanya.
Instrumen itu disebut dengan indeks moderasi bernegara-68 yang digunakan kepada pegawai KPK untuk alih status menjadi ASN.
Selain menggunakan instrumen indeks moderasi bernegara-68, untuk meningkatkan validitas-nya BKN juga menambah profiling yang dilaksanakan oleh BNPT.
Dalam proses tersebut, BNPT kewalahan dan akhirnya dibantu oleh Badan Intelijen Negara (BIN). “Jadi, secara keseluruhan ada 48 asesor yang kita gunakan, sepuluh di antaranya perempuan,” ujar Bima.
Penyelenggara TWK ingin melihat apakah 1.349 pegawai KPK yang dites memiliki keyakinan dan pemahaman atau keterlibatan yang memadai untuk menjadi seorang ASN.
“Jadi, perlu diingat bahwa ini tes untuk menjadi ASN bukan untuk tujuan lain,” ucap Bima.
Untuk menjadi ASN, banyak aturan yang mengikat seperti setia pada pancasila, UUD 1945, NKRI hingga semua peraturan perundang-undangan yang ada.[/1]