Penerapan Progres 5.0 New Platform menjadikan penanganan masalah sosial lebih holistik, sistematik dan terstandar, serta rencana penambahan cakupan target bisa diwujudkan lebih cepat bagi lanjut
usia (lansia).
“Kami apresiasi inisiatif Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial yang menerapkan Progres 5.0 New Platform dalam penanganan masalah sosial, ” ujar Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Bimbingan dan Pemantapan Pendamping Sosial Lanjut Usia Tahun 2019 di Bogor, Jawa Barat, Jumat (8/2/2019).
Pada implementasinya, kata Mensos, yang mesti diperhatikan yaitu ketersediaan dan kemampuan sumber daya dari pendamping sosial.
“Tugas dan peran pendamping sangat penting, sehingga perlu mempersiapkan pemahaman, keterampilan hingga karakter dan mental agar kelak mereka siap dan mampu mengawal berbagai program Kementerian Sosial
(Kemensos) khususnya lansia di daerah,” ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik: Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2018, bahwa Indonesia tengah berada pada periode bonus demografi, sejak 2012 dan puncaknya bakal terjadi pada 2020-an.
“Perlu diingat bonus demografi dihitung berdasarkan economic support ratio dengan melihat jumlah penduduk usia produktif menanggung usia tidak produktif, termasuk lansia, ” katanya.
Namun, yang tak kalah penting adalah penyediaan data dan informasi terkait lansia yang terus berubah secara berkala dari waktu ke waktu.
“Saya kira ini menjadi strategis persoalan data yang akurat sehingga bisa menuntun program ke arah sasaran yang tepat sasaran,” tandasnya.
Kemensos tahun lalu, telah menjangkau 21.709 lansia melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dengan kriteria lansia yang berada dalam keluarga. Juga, melalui Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial telah menjangkau 40.300 lansia, salah satunya dengan kegiatan home care.
Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Edi Suharto menandaskan, bahwa saat ini tercatat ada 13 juta populasi penduduk lansia di Indonesia.
“Tahun ini, target pelayanan Kemensos sebanyak 70.320 lansia. Jika target per tahun tetap dan lansia tetap bersifat Ceteris Peribus dengan hal-hal lainnya tetap sama, bisa diasumsikan diperlukan lebih dari 150 tahun untuk menangani lansia,” katanya.
Saat ini, kata Edi, populasi dunia berada pada era penduduk menua atau ageing population dengan jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas melebihi 7 persen populasi.
Seiring tren tersebut, persentase lansia di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tahun lalu, terdapat 9,27 persen atau sekitar 24,49 juta lansia dari seluruh penduduk.
“Berdasarkan angka ini jelas meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya terdapat 8,97 persen atau sekitar 23,4 juta lansia di Indonesia. Kenaikan ini diperkirakan terus terjadi dalam beberapa tahun ke depan,” ungkapnya.
Adapun kegiatan Bimbingan dan pemantapan (bimtap) pendamping sosial lansia diikuti 140 peserta. Sedangkan tujuannya antara lain untuk memberikan pemahaman komprehensif sebagai upaya pemberian layanan bagi lansia dan tantangan ke depan bagi pendamping sosial.
Juga untuk menyamakan persepsi sekaligus memberikan pendampingan bagi pelaksanaan program rehabilitasi sosial lansia di daerah, meningkatkan kemampuan dalam mengumpulkan, mengolah dan melaporkan data yang dapat digunakan sebagai dasar menentukan target pelayanan.
Termasuk, untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan pendekatan dan teknik intervensi kepada para lansia.[mor]
test