RAKYAT – Perhatian dunia internasional tertuju pada Taiwan yang berhasil terhindar dari pandemi Covid-19.
Taiwan hanya mengalami 400 lebih kasus yang dikonfirmasi sejak wabah dimulai, sekaligus mendapatkan pujian karena upaya mitigasinya kendati dihalangi untuk menghadiri pertemuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Di komunitas internasional menjadi bulan yang sangat luar biasa bagi Taiwan,” ujar Isaac Stone Fish, rekan senior di Asia Society Center on US and China Relations, kepada pembawa acara CBSN, Vladimir Duthiers
dan Anne-Marie Green, sebagaimana dikutip CBS News, Jumat (8/5/2020).
Negara pulau itu dipuji karena menjadi contoh yang bagus tentang bagaimana menangani virus corona, dan mereka telah menggunakan campuran pelacakan cerdas, memakai masker dan terus terang, tenang, untuk membantu melawan virus.
Taiwan itu memiliki pengalaman menangani krisis penyakit menular, yaitu wabah SARS pada awal 2000-an. Selain memiliki sistem perawatan kesehatan yang lebih kompeten daripada Cina atau AS.
“Taiwan karena mengambil langkah konkret pada awal krisis ketika negara-negara lain lebih lambat bereaksi, ” puji Stone Fish.
Selain itu, Taiwan memperluas pemeriksaan suhu di seluruh populasinya yang berjumlah hampir 24 juta, dan praktik yang sudah umum di sana memakai masker di luar ketika sakit berkontribusi terhadap penggunaan yang luas selama pandemi.
“Jadi, saya pikir banyak negara berpiki bisa belajar banyak dari Taiwan. Mengapa Beijing tidak membiarkan Taiwan bangun dan menceritakan kisahnya?” tanyanya.
Alhasil, perhatian internasional yang diberikan pada respons pandemi Taiwan telah memperbaharui diskusi tentang hubungan pulau itu dengan daratan Cina.
Dengan demikian, Stone Fish menyalahkan Partai Komunis Beijing karena status Taiwan saat ini. “Pemerintah Cina sering melarangnya bergabung dengan badan internasional apa pun karena Beijing melihat Taiwan sebagai provinsi yang tidak patuh yang tidak memahami apa yang hilang dengan tidak menjadi bagian dari Cina,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Stone Fish mengatakan, bahwa status internasional Taiwan tidak mungkin berubah dalam waktu dekat, meskipun perhatian meningkat.
“Ada tujuan kebijakan luar negeri utama Beijing adalah membuat Taiwan absen sehingga Taiwan pada akhirnya akan mengakui kesalahannya dan bergabung kembali dengan ibu pertiwi,” tandasnya.[/6]