rakyat.co – Tragedi kemanusiaan terjadi di lepas Pantai Libya di laut Mediterania, saat ratusan pengungsi dan migran diduga tenggelam saat perahu-perahu yang mereka tumpangi terbalik.
Kejadian tersebut diketahui berdasarkan adanya informasi dari badan-badan bantuan setempat. Stasiun berita Aljazeera melaporkan, juru bicara penjaga pantai Libya, Ayoub Qasim menyatakan, setidaknya dua perahu mengangkut sekitar 300 orang migran.
Perahu itu diyakini tenggelam sekitar jarak 120 kilometer dari wilayah Tripoli. Namun, untungnya 134 orang korban masih bisa diselamatkan. Sebagian besar orang yang diselamatkan dari laut berasal dari Ethiopia dan lainnya warga Palestina dan Sudan.
Melalui akun Twitter resminya, Badan Migrasi Internasional (IOM) mengumumkan kemarin, sebanyak 150 orang diduga tenggelam dan 154 orang berhasil diselamatkan dan dikembalikan ke Libya setelah insiden itu terjadi.
Menurut juru bicara Badan Pengungsi PBB (UNHCR) Charlie Yaxley, para penyintas (orang yang berhasil bertahan hidup hingga diselamatkan) ditolong para nelayan lokal.
Kemudian diantarkan hingga ke pinggir pantai oleh satuan penjaga pantai Libya. “Kami memperkirakan ada 150 orang migran yang tenggelam dan tewas,” katanya.
Dari jumlah korban tersebut termasuk perempuan dan anak-anak.“Tragedi kemanusiaan paling buruk di laut Mediterania tahun ini baru saja terjadi,” ungkap Komisi Pengungsi untuk PBB Filippo Grandi dalam kesempatan berbeda.
Pihaknya, kata Grandi, meminta negara-negara Eropa kembali melakukan misi penyelamatan di Mediterania yang dihentikan setelah keputusan Uni Eropa (UE). “Kami minta diakhirinya penahanan migran di Libya, ” tandasnya.[/2]