RAKYAT.CO – 14 tahun lalu pada 9 Agustus 2007 gempa merusak dengan kekuatan magnitudo (M) 7,5 mengguncang beberapa wilayah di Pulau Jawa. Wilayah itu Bandung, DKI Jakarta, Semarang, dan Yogyakarta.
“Mengingat gempa yang merusak di Jawa Barat 9 Agustus 2007. Saat itu beberapa tempat di Pulau Jawa seperti di Bandung, DKI Jakarta, Semarang, dan Yogyakarta diguncang gempa kuat yang berpusat di Laut Jawa sekitar 35 km barat laut Indramayu dengan magnitudo 7,5,” ungkap Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono lewat akun media sosialnya, seperti dikutip Senin (9/8/2021).
Tidak ada kerusakan di daerah sekitar pusat gempa yakni di wilayah Indramayu dan banyak warga pantura (pantai utara) tidak tahu bahwa daerahnya dekat dengan pusat gempa.
“Berdasarkan laporan kerusakan justru datang dari Sukabumi yang jaraknya lebih jauh dari pusat gempa. Dinding rumah banyak yang retak, bahkan ada 2 ruang kelas di sekolah dasar yang ambruk,” ungkap Daryono.
Pusat gempa ini berada di dekat Jakarta, Bekasi, dan Indramayu, tetapi justru menimbulkan kerusakan di Sukabumi. “Ada semacam fenomena aneh dapat dijelaskan dengan mudah. Ini terjadi karena gempa tersebut tergolong gempa kedalaman menengah yaitu 280 km,” katanya.
Pada saat terjadi gempa di dalaman menengah dan dalam, gelombang gempanya lebih efektif merambat sepanjang kerak samudera (slab lempeng) yang menunjam di bawah Pulau Jawa, dan bukan tegak lurus ke atas.
“Dampak efek gempa terbesar bukan pada jarak yang dekat dengan episenter tetapi yang dekat dengan kerak samudra, yaitu di sekitar zona pertemuan lempeng atau di pantai selatan Jawa Barat, dan bukan di Pantai Utara Jawa,” katanya.
Selain itu, untuk bisa menjawab mengapa kerusakan justru terjadi di Sukabumi. “Jelas ini ada proses penjalaran gelombang gempa kedalaman menengah dan dalam sangat berbeda dengan pada gempa dangkal,” pungkasnya.[/2]