Suku Bunga Bank Indonesia Picu Rupiah Jadi Perkasa

rakyat.co – Perdagangan Kamis (21/3/2019) sore, nilai tukar (kurs) rupiah ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat usai pengumuman kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Adapun kurs rupiah Kamis sore menguat 48 poin menjadi Rp 14.140 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.188 per dolar AS.

Menurut Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, bahwa kebijakan BI mempertahankan BI 7Day Reverse Repo Rate di level 6 persen menjadi sentimen internal yang positif bagi rupiah hari ini.

“Jika kondisi tetap stabil, salah satunya laju inflasi yang santai atau defisit transaksi berjalan bisa lebih terkendali, bukan tidak mungkin BI menurunkan suku bunga acuan. Bila langkah ini ditempuh akan menjadi bahan bakar mempercepat laju pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Dengan rupiah cenderung menguat dan laju inflasi domestik santai alias baru 2,57 persen (tahun ke tahun/yoy) sampai Februari dan terendah sejak November 2009.

Bisa jadi sudah saatnya BI mulai mempertimbangkan untuk masuk menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dengan cara relaksasi kebijakan suku bunga. “Dengan catatan defisit transaksi berjalan bisa lebih terkendali,” ungkapnya.

Sementra dari eksternal, sentimen positif mendorong rupiah menguat yaitu The Fed yang secara tiba-tiba mengakhiri siklus kenaikan suku bunga yang telah berlangsung sejak tiga tahun lalu.

Tentu dengan sikap tersebut mengabaikan proyeksi dua kali kenaikan yang dibuat Desember 2018, di tengah tanda-tanda pelemahan ekonomi AS yang kian mengemuka.

Sentimen negatif pergerakan rupiah hari ini, adanya ketakutan akan Brexit yang kacau telah kembali ke pasar Eropa setelah pidato dari Perdana Menteri Theresa May Rabu (20/3/2019) malam.

Bahwa tidak ada pilihan lain selain Perjanjian Penarikan yang telah dua kali ditolak oleh parlemen, atau Brexit “tanpa kesepakatan dalam delapan hari”.

Perkembangan harga minyak mentah dunia menjadi sentimen negatif bagi rupiah. Pukul 15:30 WIB harga minyak jenis light sweet menguat ke level 60,11 dolar AS per barel. Saat minyak naik biaya impor komoditas ini menjadi lebih mahal.

“Kondisi devisa terbakar untuk keperluan impor menjadi lebih banyak sehingga menambah tekanan di transaksi berjalan. Tak pelak rupiah berkesempatan melemah karena fondasi yang kembali rapuh,” tandasnya.

Sedangkan pada pagi hari, nilai tukar (kurs) menguat Rp 14.105 dolar AS. Namun, sepanjang hari rupiah bergerak dikisaran Rp 14.093 per dolar AS hingga Rp 14.140 per dolar AS.

Untuk kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, posisi rupiah menguat menjadi Rp14.102 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.231 per dolar AS.[*/5]

Open chat
1
Butuh bantuan?
Rakyat
Halo! Apa yang bisa kami bantu, Kak?