Target Pelindo 1 Pada 2021, Perkuat Bisnis Marine Services Hingga Digitalisasi Pelabuhan

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) di Belawan Medan, Sumut

RAKYAT.CO – Pada 2021, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 menargetkan pertumbuhan throughput bongkar muat sebesar 10–20 persen.

Terdapat potensi besar yang dimiliki Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (Kuala Tanjung PIE) dan optimalisasi Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan Fase 2 menghasilkan proyeksi pertumbuhan yang signifikan.

Untuk mencapai target, Pelindo 1 bakal memperkuat bisnis Marine Services, integrated port & industrial area, digitalisasi pelabuhan, layanan logistic terintegrasi, serta berkolaborasi dengan para stakeholder dan investor.

Pelindo 1 menargetkan throughput bongkar muat petikemas mencapai 1,57 juta TEUs, meningkat 10 persen dibandingkan realisasi dari 2020 yaitu sebesar 1,42 juta TEUs.

Volume General Cargo, Curah Cair dan Curah Kering diproyeksikan mencapai 30,2 juta ton atau tumbuh 22% dibandingkan realiasi tahun lalu yang sekitar 24,8 juta ton. Terjadi peningkatan bongkar muat petikemas dan kargo diharapkan tercapai seiring naiknya kunjungan kapal yang ditargetkan tumbuh 40 persen menjadi 73.919 call pada 2021.

“Tantangan 2021 jauh lebih berat. Tapi yakin mampu tetap tampil terdepan dengan penguasaan pasar terbesar,” ujar Direktur Utama Pelindo 1 Dani Rusli Utama di Belawan, Medan, Sumatera Utara, Senin (8/2/2021).

Karena itu, lanjut Dani, pihaknya terus mengembangkan 4 prinsip dasar bisnis dan layanan, yakni lebih cepat, lebih murah, lebih transparan, dan lebih baik dalam tampilan atau kemasan layanan.

“Juga, Pelindo 1 terus fokus dengan menerapkan tiga hal penting, yakni Revenue Enhancement, Operational Excellence, serta Cost Effectiveness untuk bisa mencapai target perusahaan tahun ini, ” ungkap Dani.

Kinerja Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (Kuala Tanjung PIE), kawasan pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri, terus berkembang seiring meningkatnya aktivitas ekonomi.

Di Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT), sebagai bagian dari Kuala Tanjung PIE, memiliki panjang dermaga 500 x 60 meter. Pelabuhan beroperasi sejak 2019 memiliki kapasitas bongkar muat petikemas hingga 600.000 TEUs dan tangki timbun CPO 100.000 Metric Ton per tahun.

Peningkatan trafik kunjungan kapal yang siginifikan terjadi di KTMT, selama tahun 2020 kunjungan kapal sebanyak 277 call, naik 113 persen dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebanyak 130 call. Sama halnya dengan trafik bongkar muat peti kemas, curah cair, maupun general cargo juga meningkat signifikan.

Sejak tahun lalu, Pelindo 1 intensif mengembangkan kawasan industri di Kuala Tanjung PIE. Hingga kini, sudah ada beberapa perusahaan berminat dan menjajaki untuk berinvestasi dan Pelindo 1 membuka peluang kerjasama dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta.

“Jadi, semakin banyak perusahaan dan investor menanamkan modalnya, aktivitas bongkar muat di KTMT semakin meningkat. Langkah ini merupakan komitmen Pelindo 1 meningkatkan kualitas pelayanan serta mengakselerasi pertumbuhan ekonomi wilayah sejalan dengan pertumbuhan industri di Sumatera Utara,” tandasnya.

Upaya memenuhi kebutuhan customer, pada 2021 Pelindo 1 juga mengoptimalkan layanan di Pelabuhan Belawan melalui Terminal Petikemas Belawan Fase 2 yang memiliki panjang dermaga 350 meter dilengkapi dengan peralatan bongkar muat modern seperti 4 unit Ship to Shore (STS) Crane.

Juga, terdapat 12 unit Automatic Rubber Tyred Gantry (ARTG), dan 20 Terminal Tractor dengan container yard seluas 350 x 306 meter mendukung aktivitas bongkar muat peti kemas yang menerapkan pola operasi dan teknologi berstandar internasional.

“Ada strategi lain dilakukan Pelindo 1 mendorong operasional dan layanan, yaitu bersinergi dengan otoritas pemerintah, BUMN dan swasta seperti dengan BP Batam dalam pelayanan pemanduan dan penundaan, KEK Sei Mangke (PTPN III), Inalum dan Pertamina, ” terang Dani.

Bersinergi juga dilakukan dengan Pertamina, Pelindo 1 sedang membangun sarana dan fasilitas bunker penunjang bahan bakar minyak (BBM) dan jalur pipa gas di KTMT untuk memenuhi kebutuhan energi di Kawasan Industri.

Sedangkan, untuk konectivitas dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Kawasan Industri Medan (Persero), untuk angkutan barang berbasis kereta api antara pelabuhan dan kawasan industri melalui jalur kereta api agar mendorong efisiensi arus logistik di Indonesia.

Kerjasama Pelindo 1 dengan dua anak perusahaan Pelindo 2, yakni PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk dan PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia dalam pengelolaan terminal kendaraan dan pengoperasian peralatan pelabuhan di wilayah Pelindo 1.

Bisnis lain yang digarap Pelindo 1, yaitu bisnis e-logistic bekerjasama dengan dua perusahaan logistik besar di Indonesia yakni Haistar dan LODI untuk pengelolaan fulfilment service dengan mengoptimalkan seluruh potensi logistik dengan pemanfaatan IoT (Internet of Things).

Fokus Pelindo 1 lainnya adalah mengembangkan bisnis Marine Services yang bertujuan untuk memaksimalkan manfaat ekonomi Selat Malaka yang merupakan salah satu selat tersibuk di dunia dengan trafik kapal yang melintas mencapai 200 kapal per hari atau sekitar 80.000 kapal per tahun.

“Letak strategis Selat Malaka sebagai jalur perdagangan dunia karena 40 persen barang ekspor-impor melalui jalur ini. Juga, jadi jalur utama bagi 80 persen kapal pengangkut minyak dan LNG dari Timur Tengah menuju Negara China, Jepang, Korea, serta sebagian Amerika,” ungkap Dani.

Memaksimalkan potensi Selat Malaka, bisnis Marine Services Pelindo 1 dilengkapi sarana dan prasarana meliputi 127 orang pilot/pandu bersertifikat dan berpengalaman, 36 Unit kapal pandu, 22 Unit Kapal Tunda, 30 Unit Pilot Portable Unit, 10 Unit Automatic Identification System (AIS), serta 12 VTS stations.[/3]

Open chat
1
Butuh bantuan?
Rakyat
Halo! Apa yang bisa kami bantu, Kak?