Presiden Erdogan Telpon ke Xi Jinping: Penting bagi Turki Bahwa Muslim Uighur Agar Hidup Damai

Presiden Erdogan dan Xi Jinping

RAKYAT.CO – Berbicara melalui sambungan telpon, Presiden Tayyip Erdogan menandaskan kepada Presiden Xi Jinping bahwa penting bagi Turki terkait Muslim Uighur agar hidup dalam damai sebagai “warga negara China yang setara”.

Kedua pemimpin berkomunikasi pada Selasa (13/7/2021), yang membahas masalah bilateral dan regional, menurut sebuah pernyataan dari Kantor Kepresidenan Turki.

Berdasarkan catatan PBB dan kelompok hak asasi terdapat lebih dari satu juta orang, terutama dari Uighur yang berbahasa Turki dan minoritas Muslim lainnya, telah ditahan dalam beberapa tahun terakhir di sistem kamp yang luas di wilayah Xinjiang, Barat China.

Pada awalnya, China membantah kamp-kamp itu ada namun sejak itu mengatakan, fasilitas tersebut adalah pusat kejuruan dan dirancang untuk memerangi “ekstremisme”. Sekaligus Beijing menyangkal semua tuduhan pelecehan.

“Presiden Erdogan menunjukkan, penting bagi Turki orang Uighur hidup dalam kemakmuran dan perdamaian sebagai warga negara China yang setara. Dia menyuarakan rasa hormat Turki terhadap kedaulatan dan integritas teritorial China,” tandas Kantor Kepresidenan Turki, seperti dikutip Al Jazeera.

Erdogan mengatakan kepada Xi, bahwa ada potensi tinggi untuk hubungan komersial dan diplomatik antara Turki dan China. Kedua pemimpin juga membahas bidang-bidang termasuk energi, perdagangan, transportasi, serta kesehatan.

Juga, Erdogan menyatakan, dia dan Xi ingin menandai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Turki dan China dengan cara yang “layak untuk persahabatan yang mengakar” antara kedua negara.

Lebih dari 40.000 warga Uighur yang tinggal di Turki telah mengkritik pendekatan Ankara ke China, setelah kedua negara menyetujui perjanjian ekstradisi tahun lalu.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki mengatakan pada Maret lalu, kesepakatan itu mirip dengan yang Turki miliki dengan negara-negara lain, dan membantahnya akan menyebabkan orang-orang Uighur dikirim kembali ke China.

Tak kurang dari ratusan warga Uighur memprotes perlakuan terhadap kerabat etnis mereka di China selama kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi ke Ankara pada Maret lalu.

Terdapat laporan yang Human Rights Watch rilis pada April lalu menyebutkan, China melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam perlakuannya terhadap warga Uighur dan Muslim lainnya di Xinjiang.

Di dalam laporan tersebut terdokumentasi “berbagai pelanggaran” yang juga mencakup penghilangan paksa, pengawasan massal, pemisahan keluarga, pemulangan paksa ke China, kerja paksa, kekerasan seksual, dan pelanggaran hak-hak reproduksi.

Bahkanh, beberapa pemimpin oposisi Turki menuduh Pemerintah Turki mengabaikan hak-hak Uighur demi kepentingan lain dengan China, yang dibantah Pemerintahan Erdogan.[/4]

Open chat
1
Butuh bantuan?
Rakyat
Halo! Apa yang bisa kami bantu, Kak?