Sikap RI di GC IAEA, Menlu Retno: Ancaman Senjata Nuklir Masih Nyata
RAKYAT.CO – Indonesia menilai soal ancaman senjata nuklir masih nyata yang memicu perlombaan senjata nuklir di dunai. Disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam General Conference (GC) ke-65 Badan Energi Atom Dunia, IAEA di Wina, Austria.
“Sudah seyogyanya tenaga nuklir itu dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat manusia di masa depan,” ujar Retono dalam keterangan tertulis, Selasa (21/9/2021).
Peran IAEA, kata Retno, diminta memainkan peran mempromosikan nuklir untuk damai, termasuk dengan menyebarkan ilmu pengetahuan nuklir kepada negara berkembang, melalui program technical cooperation, dengan tujuan untuk memajukan negara berkembang dan Kerja Sama Selatan-Selatan
Menlu mengapresiasi penghargaan dari Organisasi Pangan Dunia (FAO) dan Badan Atom Energi Dunia (IAEA) bagi Indonesia berupa Outstanding Achievement Award di bidang pemuliaan mutase tanaman dan Biotechnologi yang menyertainya.
Penghargaan tersebut merupakan kedua kali RI terima atas peran Kelompok Peneliti Pemuliaan Tanaman Pangan (PAIR) yang sejak 2013 berpengalaman mengembangkan teknologi nuklir di sektor dan berhasil menciptakan 23 ragam baru padi. Sebelumnya Indonesia menerima penghargaan pada 2014.
Kemampuan Teknik nuklir tidak terbatas, termasuk dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi pandemi saat ini, dan juga pandemi di masa depan.
Sementara itu, Wakil Tetap RI di Wina, Duta Besar Dr. Darmansjah Djumala, menjadi Ketua Delegasi pada pertemuan yang diikuti K/L terkait seperti BAPETEN dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mengikuti persidangan secara virtual dari Jakarta.
Konferensi Badan Energi Atom Dunia ke-65 ini berlangsung hingga 24 September 2021. GC merupakan Konferensi tahunan di Markas PBB Wina sejak 1956 yang digelar bagi negara-negara anggota IAEA menentukan kebijakan IAEA dalam menjamin penggunaan energi dan teknologi nuklir semata-mata untuk tujuan damai.[/4]