15 Tim Ahli Diterjunkan, Badan Geologi Perbarui Peta Kawasan Rawan Bencana di Gunung Semeru
RAKYAT.CO – Tim dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diturunkan untuk memperbarui peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Semeru di Jawa Timur.
Saat ini, tim Badan Geologi tengah berada di lokasi terdampak bencana melakukan pengambilan gambar dengan pesawat tanpa awak untuk mendapatkan gambaran teranyar bukaan kawah Semeru yang mengarah ke selatan maupun tenggara.
“Dalam beberapa hari ke depan, kegiatan masih dilakukan terutama di sekitar bukaan kawah ke arah selatan dan tenggara,” ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Andiani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (9/12/2021).
Badan Geologi, kata Andiani, akan menerjunkan ahli untuk mememetakan dan meneliti untuk upaya identifikasi awal dalam memperbarui peta kawasan rawan bencana Gunung Semeru.
Selain itu, Badan Geologi menurunkan tim melakukan pemetaan dalam memperbaharui peta kawasan rawan bencana pada pekan depan.
“Tim concern dan melibatkan banyak ahli diturunkan, mulai dari ahli geologi lingkungan hingga ahli kebencanaan, semua akan diturunkan, sekitar 10-15 orang. Kami akan all out,” tandas Andiani.
Andiani mengimbau agar peta-peta yang dikeluarkan oleh Badan Geologi, termasuk peta kawasan rawan bencana dijadikan acuan agar masyarakat memahami karakter geologi suatu tempat, karena apa yang digambarkan di dalam peta tersebut merupakan prediksi.
“Berbagai gambar dalam peta geologi tidak pernah ingkar janji. Mohon peta-peta yang sudah dikeluarkan Badan Geologi betul-betul dijadikan acuan, karena peta itu bercerita banyak,” tandasnya.
Sekretaris Badan Geologi, Ediar Usman menambahkan bahwa ahli geologi tata lingkungan akan membantu memetakan wilayah mana yang tidak bisa dijadikan tempat tinggal, sekaligus memberikan rekomendasi wilayah aman untuk hunian.
“Akan dipilih wilayah aman dan ketersediaan air tanah memadai untuk kehidupan ke depannya,” kata Usman.
Pemerintah mengingatkan masyarakat menjauhi daerah-daerah yang merupakan aliran awan panas guguran karena masih terdapat potensi erupsi sekunder.
Sebelumnya, ada Selasa (6/12) Badan Geologi mencatat empat kali awan panas guguran dengan jarak 2.800 sampai 3.000 meter pukul 00.00 hingga 23.59 WIB.
Dilanjutkan pengamatan Rabu (8/12) dari pukul 00.00 – 06.00 WIB dilaporkan tidak terjadi awan panas guguran, namun masih terpantau terjadi getaran-getaran dari permukaan.[/2]