Terjadi Perbedaan Awal Ramadan, MUI Ajak Umat Saling Menghargai

Sabtu, 2 Maret 2024

Amirsyah Tambunan

RAKYAT.CO – Perbedaan awal Ramadan 1445H/2024M kerap kali terjadi untuk itu umat Islam di Indonesia sagar saling menghargai dan menghormati. Kondisi itu terjadi antara pemerintah dengan Muhammadiyah dan semuanya dapat dipertanggungjawabkan.

“Jika ada perbedaan, semua pihak harus saling menghargai, menghormati perbedaan itu. Karena, masing-masing punya argumentasi yang diyakini bisa dipertanggungjawabkan atas perbedaan itu. Intinya itu, menghargai perbedaan jika terjadi penetapan satu Ramadan yang berbeda,” ujar Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) , Amirsyah Tambunan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024).

Namun, yang terpenting adalah esensi dalam menjalankan ibadah puasa bagi semua umat Muslim. “Kalau ditanya, kapan kita wajib berpuasa, ya 1 Ramadan. Tidak ada perbedaan di situ,” ucapnya.

Sebelumnya, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 H pada 11 Maret, Idul Fitri 1 Syawal pada 10 April, dan Puasa Arafah 9 Zulhijah pada 16 Juni, serta Idul Adha 10 Zulhijah 1445 H pada 17 Juni 2024. Keputusan penetapan itu dilakukan dengan menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal Hakiki.

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), menyampaikan penegasan terkait awal bulan Ramadan 1445 H/2024 M. Dia menyatakan bahwa 1 Ramadan 1445 H diprediksi bertepatan dengan 12 Maret 2024.

Hal ini berdasarkan pengamatan posisi hilal, baik dari sisi tinggi maupun elongasinya. Bahkan melalui pengalaman atau tajribah, hilal tidak mungkin dapat dirukyat pada 29 Syakban 1445 H atau bertepatan dengan Ahad, 10 Maret 2024.

PBNU menjelaskan, hilal 29 Syakban 1445 H bertepatan dengan Ahad Legi, 10 Maret 2024 M. Data perhitungan falak LF PBNU menunjukkan tinggi hilal 0 derajat 11 menit 25 detik.

Ijtimak atau konjungsi terjadi pada Ahad Legi, 10 Maret 2024 M pukul 16:00: 50 WIB. Titik markaz Jakarta ini berlokasi di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat dengan koordinat koordinat 6º 11′ 25″ LS 106º 50′ 50″ BT.

Letak matahari terbenam berada pada posisi 3 derajat 55 menit 36 detik selatan titik barat, sedangkan letak hilal pada posisi 5 derajat 7 menit 23 detik selatan titik barat.

Kedudukan hilal berada pada 1 derajat 11 menit 27 detik selatan matahari dalam keadaan miring ke selatan dengan elongasi 2 derajat 30 menit 25 detik.[/2]