RAKYAT.CO – Aktivitas secara fluktuatif dari Gunung Merapi dalam sepekan terakhir ditandai dengan penambahan jarak luncur terjauh guguran baik untuk awan panas maupun lava pijar sempat mencapai 2.000 meter atau dua kilometer.
Catatan BPPTKG, guguran lava pijar dengan jarak luncur dua kilometer terjadi pada Selasa (18/5/2021) dini hari periode pengamatan 00.00-06.00 WIB.
Terjadi satu kali ke arah barat daya. Terjadi pula 38 gempa guguran dan satu kali gempa hembusan. Sebelum ini, terjadi guguran awan panas dengan jarak luncur dua kilometer pada Ahad (16/5/2021) pada periode pengamatan 18.00-24.00 ke arah barat daya.
Lalu, satu guguran awan panas dan tujuh lava pijar pada Jumat (14/5/2021) periode 18.00-24.00. Pengamatan secara umum selama 7-13 Mei 2021 sendiri, BPPTKG mencatat ada empat guguran awan panas dan 49 kali guguran lava pijar.
Tinggi asap maksimum 400 meter teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan pada 9 Mei 2021. “Intensitas kegempaan pada pekan ini lebih tinggi dibandingkan pekan lalu,” ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, Selasa (18/5/2021).
Status aktivitas masih ditetapkan dalam tingkat siaga. Potensi bahaya kini guguran awan panas dan lava pijar di sektor selatan-barat daya.
Meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Sungai Putih sejauh maksimal lima kilometer. Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
BPPTKG meminta masyarakat tidak berkegiatan di daerah potensi bahaya. Masyarakat turut diminta agar mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi.
Direkomendasikan menghentikan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III.
Pelaku wisata direkomendasi tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh lima kilometer dari puncak.
“Bila terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi signifikan, status aktivitas akan segera ditinjau kembali,” pungkas Hanik.[/2]