RAKYAT – Para demonstran penolak UU Omnibus Law Cipta Kerja untuk mewaspadai aksi provokasi. Pasalnya, demonstrasi yang digelar adalah dari ormas Islam seperti Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Presidium Alumni (PA) 212, serta Front Pembela Islam (FPI).
“Saya mendengar ada upaya menggiring demonstran hari ini ke kawasan Glodok, Kota, atau melewati tempat-tempat sentra ekonomi sekitarnya. jelas ini fitnah, jadi ini hati-hati ketika demonstran lewat di situ nanti kelompok perusuh memang sudah disiapkan akan membumihanguskan, tetapi kesalahannya ditimpakan kepada demonstran, kepada para tokoh agar hati-hati,” ujar Direktur An Nashr Institute Munarman dalam acara Kajian Malam (Kalam) di Kaffah Channel YouTube, Senin (12/10/2020).
Munarman mengaku menerima bocoran arahan dari petugas keamanan untuk menganalisasi arus pembubaran demonstran pada hari ini. Tentu saja, hal itu berbahaya dan mengimbau para demonstran menghindari kawasan Glodok dan sekitarnya.
“Ingat jangan mau ke situ dan pulang masing-masing mencar saja jangan mau diarahkan, karena sudah menunggu provokator sebagaimana sudah siapkan dari kalangan mereka sendiri untuk melakukan pengrusakan dan tindak kriminal lainnya yang pasti dibebankan kepada tokoh organisator demonstran ini,” tandasnya.
Cara-cara para provokator tersebut, kata Munarman, disebut sebagai operasi bendera palsu atau false flag.
“Disebut false flag seperti ini sudah biasa mereka lakukan, menimpakan, mengambinghitamkan ke pihak lain, padahal mereka adalah pelakunya,” tandas Sekretaris Umum FPI ini.[/3]