rakyat.co – Pasca tujuh hari serangan teroris dahsyat di dua masjid Christchurch yang menewaskan 50 orang. Surat kabar dari kota yang terguncang itu mendedikasikan halaman depan yang indah untuk para korban.
Pada halaman depan koran The Press, yang didistribusikan di wilayah Selandia Baru tersebut, menunjukkan tajuk sederhana, namun mengharukan. Para pembaca mengaku kagum, merinding, sekaligus menangis melihat halaman surat kabar tersebut.
“Ditulis “Salam,” bunyi headline koran itu dalam aksara Arab dengan tinta warna hitam dan background putih. Tepat di bawah headline itu tertulis “Salam, peace”.
Sedangkan di bagian bawah halaman depan itu tertulis nama dari 50 orang yang kehilangan nyawa. Tanpa foto apa pun, tampilan wajah koran tersebut menuai pujian publik.
Pada halaman Facebook-nya, para pembaca memuji surat kabar itu atas pesannya yang sederhana. “Sangat banyak cinta. Melihat ini membuat saya merinding,” tulis Emma Russell, salah seorang pembaca koran tersebut.
“Ini sangat sedih tapi begitu indah,” tulis pembaca lain, Janine Webber.
Di jagat lini masa Twitter, para pengguna Twitter dari seluruh dunia juga mengungkapkan pujian serupa.
“Selandia Baru telah menunjukkan sejumlah besar transparansi, kemanusiaan dan konsensus pada saat diuji dalam sejarah mereka. Di bawah ini adalah halaman depan surat kabar nasional, The Press, mengetahui risiko tajuk berita sensasional yang dapat mengarah pada pembenaran sayap kanan dan Islamofobia! Cinta,” tulis pengguna akun Twitter, @Naseem_talukdar.
“Selandia Baru telah menunjukkan kemanusiaan dan kemanusiaan berada di atas agama, nasionalisme, kenegaraan, etnis dan warna. Selandia Baru telah menunjukkan bagaimana suatu negara menghormati warganya,” puji pengguna akun Twitter, @simisadafkamal.
“Menangis. Sangat cantik. Satu minggu sejak serangan itu, nama-nama korban di halaman depan koran Christchurch dan kata ‘Salam’ dalam bahasa Arab,” tulis pengguna akun @larsour.
Prosesi penghormatan lebih lanjut satu minggu setelah serangan teroris, para warga non-Muslim Selandia Baru ramai-ramai mengenakan jilbab untuk menunjukkan solidaritas terhadap komunitas Muslim yang jadi korban serangan teroris di Masjid Al-Noor dan Masjid Linwood.
Bahkan, azan salat Jumat disiarkan secara nasional oleh televisi dan radio. Ribuan warga dari berbagai agama ikut berdoa bersama di dekat masjid dan ikut mengheningkan cipta dua menit bersama Perdana Menteri Jacinda Ardern.
Pelaku serangan teroris Brenton Harrison Tarrant, 28, asal Australia. Tarrant telah ditahan dan telah dibawa ke pengadilan untuk sidang perdana, sehari setelah serangan.
Sementara itu, PM Ardern juga membuat gebarakan dengan mereformasi undang-undang senjata, di mana pemerintah resmi melarang senjata semi-otomatis gaya militer dan senapan serbu.[*/1]