RAKYAT.CO – Presiden Turki Tayyip Erdogan memerintahkan dengan tegas kepada Kementerian Luar Negeri agar 10 duta besar dari negara-negara Barat dan Amerika Serikat (AS) di ‘persona non grata’ pada Sabtu (23/10/2021).
Sikap tegas Erdogan dipicu oleh seruan kesepuluh diplomat untuk membebaskan seorang dermawan dan aktivis hak-hak sipil Osman Kavala. Kavala berada di balik jeruji besi sejak akhir 2017 dan dituduh menggulingkan pemerintah melalui demonstrasi nasional pada 2013 dan terlibat dalam kudeta yang gagal pada 2016.
Ia menyangkal seluruh tuduhan tersebut dan dalam pernyataan bersama pada 18 Oktober lalu, duta besar Kanada, Denmark, Prancis, Jerman, Belanda, Norwegia, Swedia, Finlandia, Selandia Baru, dan AS menyerukan penyelesaian yang adil dan cepat atas kasus Kavala. Mereka dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri, yang menyebut pernyataan itu tidak bertanggung jawab.
“Saya memberikan perintah yang diperlukan kepada menteri luar negeri dan mengatakan apa yang harus dilakukan 10 duta besar ini harus dinyatakan persona non grata sekaligus. Anda akan segera menyelesaikannya,” tandas Erdogan dalam pidatonya di depan orang banyak di Eskisehir, Turki barat laut, sebagaimana dikutip Reuters.
Sosok Kavala dibebaskan dari tuduhan terkait demonstrasi pada tahun lalu. Namun keputusan itu dianulir tahun ini dan digabungkan dengan tuduhan dalam kasus lain yang terkait dengan upaya kudeta.
Berbagai kelompok hak asasi mengatakan kasusnya adalah simbol dari tindakan keras terhadap perbedaan pendapat di bawah pemerintahan Erdogan.[/4]