RAKYAT – Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2020 disemarakan salah satunya dengan Disabilities Show episode ke-3 dengan mengusung tema, “Transformasi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Bagi Pemenuhan Hak Kesejahteraan Sosial dan Inovasi Digital dalam Layanan Penyandang Disabilitas.”
Deddy Corbuzier dan Dio Hapsari memandu acara dengan menampilkan narasumber Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos RI, Harry Hikmat dan Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Gufron Sakaril.
“Acara ini untuk menunjukkan kepada masyarakat penyandang disabilitas mampu membuat karya yang menarik. Sosok Audrey memiliki keahlian melukis yang mendapat dukungan kedua orangtuanya untuk terus berkarya. Ibunya melihat ia punya talenta di seni lukis dan memotivasi anaknya agar punya kreatifitas,” ujar Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos RI, Harry Hikmat di Kementerian Sosial, Jakarta Pusat, Rabu (2/12/2020).
Berbagai karya yang dihasilkan Audrey, kata Harry, maupun penyandang disabilitas lainnya diunggah di laman www.creativedisabilitiesgallery.com.
Di laman ini, karya yang dihasilkan bisa dilihat masyarakat dan bagi yang tertarik pun bisa membelinya sekaligus melakukan pemesanan. “Di laman ini lukisan Audrey dan karya lainnya bisa terhubung dengan e-commerce,” ungkap Harry.
Sebagian besar karya yang dipamerkan adalah hasil karya seni para penyandang disabilitas yang pasti menarik. Program ini sesuai dengan semangat Kementerian Sosial RI untuk memberdayakan penyandang disabilitas.
Bagi Harry, dalam pemenuhan hak penyandang disabilitas sesuai Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016, bahwa mereka memiliki hak yang sama, seperti hak atas identitas, pendidikan, kesehatan, kesehjateraan, termasuk hak rehabilitasi dan habilitasi.
“Sebenarnya ini bagian dari kewajiban negara untuk memenuhi hak-hak tersebut dan merupakan tanggungjawab bersama, sehingga perlu ada kerjasama lintas sektoral dengan lembaga lain untuk pemenuhan hak tadi,” imbuh Harry.
Penyediaan infrastruktur layanan publik, seperti trotoar dengan lajur khusus penyandang disabilitas yang dibangun Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat hingga dukungan Pemerintah Daerah.
“Untuk pemenuhan infrastruktur layanan publik para penyanang disabilitas, kita tidak bisa sendiri melainkan harus menjalin kerja sama dengan pihak terkait,” tandasnya.
Kementerian Sosial RI menekankan bahwa untuk membangun fasilitas publik yang mendukung para penyandang disabilitas.
“Pak Menteri Sosial, Juliari Batubara sangat bersemangat agar fasilitas di Kemensos dapat diakses penyandang disabilitas. Jadi, sebelum mengingatkan pihak lain dimulai ldiri kita sendiri harus memberi fasilitas yang baik,” ungkap Harry.
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial fokus memberikan pelayanan sosial, melalui program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) yang menggunakan pendekatan berbasis keluarga, komunitas atau residensial secara dinamis, integratif dan komplementari.
Adapun esensi dari rehabilitasi sosial adalah refungsionalisasi dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.
Ke depan, ada data nasional penyandang disabilitas untuk menjangkau dan melakukan pembinaan dan diperkirakan ada 10,6 % dari populasi penduduk atau sekitar 28,6 juta jiwa berdasarkan Susenas BPS 2019.
“Saat ini, baru tersedia Data Terpadu Kesehjateraan Sosial (DTKS). Sekitar 1,3 juta terinventarisir dan kita perlu data E-KTP dan E-kartu keluarga. Dalam KTP itu ada kode ragam disabilitas dan akan dipersiapkan tahun 2021,” harap Harry.
Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disbilitas Indonesia (PPDI), Gufroni Zakaril mengapresiasi program dari Ditjen Rehabilitasi Sosial Kemensos ini, sebab memang diperlukan saat ini adalah pendataan disabilitas.
“Seperti berapa banyak penyandang disabilitas, apa saja kebutuhan penyandang disabilitas . Ini penting untuk merumuskan kebijakan baik bagi pemerintah maupun lembaga lain,” terang Gufroni.
Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakrulloh menuturkan, untuk pendataan disabilitas perlu ada sinergitas antarsektor.
“Kita belum tahu disabilitas tinggal itu tinggal dimana. Melalui organisasi-organisasi yang fokus penanganan disabilitas bisa bekerja sama dengan Dukcapil, sehingga bisa melakukan pendataan lebih cepat, lebih produktif dan akurat, ” ungkap Zudan.
Disdukcapil berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik terkait pendataan dengan mengambil langkah- langkah proaktif seperti layanan jemput bola.
“Tentu saja, agar kita bisa memberikan layanan terbaik untuk teman-teman penyandang disabilitas,” tandas Zudan.
Kemampuan penyandang disabilitas bisa meningkat dan menarik dunia usaha agar kehidupan bisa terbantu dan mandiri, tidak menjadi beban bagi lingkungan keluarga.
“Salah satu cara konvensional dengan menjalin kerjasama dengan perusahaan dan memotivasi serta membekali mereka dengan kemampuan untuk berwirausaha, ” harap Harry.
Acara Disabilities Show episode ke-3 berlangsung 1 jam, yang dimeriahkan oleh penampilan GStar – Kpop Dance dan juga pelukis Audrey Pangesti.[/4]