rakyat.co – Walikota London Sadiq Khan menjadi korban Islamofobia, antisemitisme, dan homofobia di Inggris. Ia
menjadi korban sasaran kekerasan di media sosial dan itu terjadi usai referendum Brexit 2016.
Saat ini, Khan mendapat perlindungan khusus dari polisi selama 24 jam penuh. Menurut Khan, ancaman pada
dirinya mulai dari ancaman biasa, hingga terorisme. Khan mengaku, dia menjadi salah satu korban dari
meningkatnya Islamofobia.
“Tindakan itu tidak bisa dibenarkan, salah satu konsekuensi dari saya menjadi walikota London dan seorang
Muslim dalam kehidupan publik, saya mendapat perlindungan dari polisi,” ucap Khan dalam wawancara dengan
The Times, seperti dilansir Sputnik pada Ahad (12/5/2019).
Faktanya Ia telah menjadi korban pelecehan rasial sudah dialami Khan sejak ia masih anak-anak. Sejak itu,
pelecehan berkembang menjadi arus deras cacian berdasar Islamofobia.
Dimulai dengan pemanggilan nama, itu dapat merujuk pada aksi kriminal dan grafiti (dan) pada akhirnya pada
situasi di mana Jo Cox (seorang anggota parlemen Inggris) dibunuh.
“Bisa juga seorang teroris dapat datang ke London dan mencoba untuk memecah-belah komunitas,” ungkapnya.
Times melaporkan bahwa ada beberapa ancaman yang diterima Khan sangat mengganggu, sehingga stafnya
diberikan konseling untuk membantu mereka menghadapi kondisi ini.
Menurut koran itu, tahun lalu Balai Kota London merujuk 17 kasus dalam periode tiga bulan kepada polisi.
Muncul pula 237 ancaman yang dilayangkan di media sosial.[/3]