RAKYAT.CO — Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, mengungkapkan bahwa lebih dari dua juta anak di Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental. Data tersebut, kata Netty, berasal dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang mencatat angka itu setara dengan sekitar 10 persen dari total 20 juta jiwa yang mengikuti layanan pemeriksaan kesehatan jiwa gratis.
“Anak-anak yang mengalami tekanan mental adalah generasi masa depan bangsa. Jika tidak segera ditangani, kita berisiko kehilangan potensi besar mereka,” ujar Netty dalam keterangan tertulis, Minggu (2/11/2025).
Netty menilai temuan Kemenkes ini sebagai peringatan serius bagi seluruh pihak untuk memberi perhatian lebih terhadap kesehatan jiwa anak dan remaja. “Angka ini bukan sekadar data statistik, tetapi sinyal darurat sosial yang harus ditanggapi bersama,” tegasnya.
Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengapresiasi langkah Kemenkes yang telah membuka data dan menyediakan layanan konseling daring untuk memudahkan masyarakat mengakses dukungan psikologis. Namun, ia menilai upaya tersebut perlu diperkuat dengan pendekatan yang lebih sistematis dan menjangkau daerah terpencil.
“Layanan daring sangat membantu, tetapi belum semua anak memiliki akses internet. Pemerintah perlu memperkuat layanan konseling di sekolah, puskesmas, dan komunitas agar lebih inklusif,” katanya.
Netty juga meminta Kemenkes menjelaskan secara rinci cakupan serta validitas data jumlah anak dengan gangguan mental agar publik memahami konteksnya secara menyeluruh. “Transparansi data akan membantu publik melihat persoalan ini lebih tepat. Penjelasan tentang metode dan cakupan data penting agar langkah intervensi bisa lebih efektif,” ujarnya.
Menurut Netty, dengan penjelasan yang komprehensif, pemerintah dan masyarakat dapat merancang program pencegahan serta pendampingan anak secara tepat sasaran. “Anak-anak hidup di era tekanan digital dan ekspektasi sosial yang tinggi. Karena itu, penting membangun budaya komunikasi yang hangat di keluarga dan sekolah agar anak merasa aman untuk bercerita dan meminta bantuan,” jelasnya.[/5]




